Kisah Pertama dari Pasar Dinoyo

       
      Hari itu hari apa saya lupa, yang jelas saat itu saya tidak kuliah. Saya sedang berada di Pasar Dinoyo guna menemani teman saya (sebut saja Yogi) berbelanja kebutuhan untuk memasak. Singkat cerita, dengan mengendarai sebuah motor buatan Jepang, kami pun meluncur dengan kecepatan sedang. 
       Sesampainya disana, kami segera mencari barang yang dimaksud. Setelah berkeliling, mata kami  melihat sekawanan buah apel di sudut pasar, menggoda untuk dibawa pulang. Kami mencoba negosiasi dengan sang penjual. Terjadi dialog seru nan menegangkan. Namun disinilah letak kelucuan hidup (meminjam istilah Halid). Dialog itu berujung pada kejadian yang cukup memalukan. Untuk itulah saya menuliskannya di blog kesayangan saya ini (karena inilah satu-satunya blog yang aktif). Bukan untuk menyebarkan keburukan, hanya ingin berbagi tawa.
Baiklah, mulai nggak fokus. Inilah dialog itu yang telah diedit sedemikan rupa :
Yogi: Ini apel berapa sekilo bu? (menunjuk apel yang kecil)
Ibu2: sejuta nak, eh delapan ribu rupiah nak (saya juga lupa berapa besarannya)
Yogi: kalau yang ini (menunjuk apel yang agak gedean dikit)
Inu2: kalau itu sepuluh ribuaan
Yogi: saya coba ya bu (mulai memakan apel yg gede)
Ibu2: oke masbro
Yogi: hmm baiklah bu saya beli satu kilo (nunjuk apel yg kecil)
Ibu2: oke masbro (disini ekspresi ibunya mulai aneh)

Ya jelas aja aneh, wong teman saya itu nyoba apel yang gede, tapi malah beli apel yang kecil! Terang aja muka ibunya mesem! Setelah itu saya bujuk teman saya agar segera mengambil wudhu dan bertobat.

Ibu penjual apel, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Tapi ternyata kelakuan teman saya tidak berhenti disitu saja! (BERSAMBUNG)


Malang di waktu dhuha ditemani Lagu milik Megadeth, 16 September 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara dengan Alfa Maqih

Pindah