Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Petuah Cinta Ala Pak Tua

Satu minggu yang lalu, saya meminjam sebuah novel karangan Tere Liye berjudul "Aku, Kau dan Sepucuk Angpau Merah". Novel kepunyaan Hadi Saputra (teman di asrama mahasiswa Kalimantan Selatan Mandastana) ini berlatar di Borneo atau pulau Kalimantan tepatnya di Pontianak. Ada beberapa karakter unik, contohnya Bang Togar, Koh Acong, Cik Tulani, Pak Tua dan tentunya sang tokoh utama yang berprofesi sebagai Tukang Sepit (Kapal motor berkapasitas kecil) berngaran Borno. Namun, dari sekian karakter diatas, selain Borno sang bujang berhati lurus, saya paling terkesan dengan tokoh Pak Tua. Nama asli beliau adalah Hidir. Di dalam novelnya, Pak Tua ini seringkali memberikan nasehat-nasehat, petuah-petuah bagi Borno. Bahkan ada dalam 1 bab membahas tentang cinta, tepatnya petuah cinta ala Pak Tua untuk Andi, sahabat karib dari Borno. Apa saja Petuah Cinta ala Pak Tua ini? Mari kita simak.

Suatu Sabtu (Bagian II) : Prisa dan Sebelah Lensa Kacamata yang Hilang

Suatu Sabtu, Sore Setelah Futsal di Tahun 2009 Sesaat Setelah futsalan , layar hape nokia butut ku menandakan ada sebuah SMS masuk. Aku lihat nama sang pengirim SMS, Prisa (yah, sebut saja begitu). Intinya dia mengabarkan kepadaku bahwa dirinya sedang berada di Banjarmasin. Oh iya, Prisa ini adalah gadis yang sedang asyik-asyiknya kusukai. Dia berasal dari kota sebelah. Mengetahui dia sedang berada di "daerah kekuasaan" ku, batin ini penasaran juga. Maka kubalas lah SMS itu dengan bertanya sesimpel mungkin: "Ngapain Pris..?" "Mau nonton di basket"