Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Untuk Orang Kaya

Gambar
           Wahai kaum kaya, tegakah kalian melihat saudara setanah-air hidup dalam kemiskinan, berjuang mendapat sesuap nasi, meski harus mengorbankan harga diri? bekerja sepanjang hari?            Wahai kaum kaya, sudikah kalian melihat rakyat Indonesia makan nasi aking, dan mie kering? Sementara kalian dengan lahapnya makan steak onion ring?.             Wahai kaum kaya, bahagiakah kalian menonton film hollywood terbaru di bioskop tercinta, sementara mereka televisi saja tidak punya?.            Wahai kaum kaya, senangkah kalian berkendara naik mobil mahal dan mewah, sedangkan  mereka berjalan saja terasa payah?.             Wahai kaum kaya, relakah kalian melihat mereka lelah, hidup terlunta-lunta. Sedangkan kalian terbuai dengan gelimangnya harta?                          Wahai kaum yang bergelimang harta,              Andai saja kalian dikumpulkan dalam satu forum dan andai saja kalian mau harta kalian disedekahkan satu persennya. Ya, cuma satu persen saja. Untuk

"Mereka"

                        Hasrat, seringkali berbenturan dengan realita. Ketika kamu merasa bisa mendapat apa yang kamu mau, Tuhan tak memberi izin. Rasanya seperti dunia ini tak adil. Berulangkali saya mendikte diri saya kalau tak ada yang mustahil di dunia ini. Tapi, Golliath gagal ditaklukan David. Tentu saja banyak yang putus asa dengan keadaan ini. Ambil contoh, kamu gagal ujian, ditolak cintanya, dan jatuh ke selokan. Bunuh diri menjadi salah satu jalan alternatif. Salahkah? tentu saja. Bunuh diri merupakan tindakan berdosa yang dilaknat Tuhan, menurut keyakinan saya.              Namun, ada beberapa orang menyikapinya dengan  santai saja. Saya menyebutnya "Mereka". Mengapa ada orang yang seperti itu? Karena mereka yakin ada rencana Tuhan yang indah di balik semua peristiwa itu.          "Mereka" yakin Tuhan itu maha kuasa. Bagi-Nya tak ada yang mustahil di dunia ini. "Mereka" tetap sabar bila diterpa angin bencana "Mereka" selalu ber

Tetap Mesra di Usia Senja

       Mumpung jaringan lagi bagus-bagusnya, saya gunakan waktu yang berharga ini untuk memposting. Yah, harap maklum jaringan siput. Lambat banget.         Beberapa hari yang lalu di rumah saya kedatangan tamu jauh dari ibukota jakarta. Beliau merupakan pasangan suami istri yang sudah berumur. Yang suami adalah paman dari ayah saya. Dengan kata lain, saya memanggil beliau dengan sebutan kakek. Atau dalam bahasa banjar disebut "Kai". Sudah lama juga saya tak berjumpa kai ini. Sekitar 9 tahun lamanya. Kai ini sebenarnya orang banjar, namun karena sudah terlalu lama menetap di Jakarta, bahasa banjarnya agak kaku.        Awalnya tak ada yang luar biasa. Sampai ketika saat makan malam, (kebetulan saat itu makan soto jawa) si nenek dengan penuh hati-hati dan perhatian, menaruh jeruk nipis ke piring kai. Sungguh, saya sedikit tertegun dengan pemandangan seperti itu. Apa karena mereka bukan orang sini? Entahlah.. Satu hal yang pasti, dalam kacamata saya, mereka tetap mesra di k

Road to Barito (part III - Habis): 2 Rumah Unik

Gambar
            Dalam perjalanan menuju Jembatan Barito, kami menemukan 2 rumah yang sangat menarik perhatian kami. Kami salut akan kreativitas si perancang rumah. Kami juga sempat mengabadikan rumah-rumah tersebut, langsung saja: Rumah 1: Rumah mewah nan unik Rumah ini menurut saya adalah rumah milik bos batubara. Benarkah itu? Entahlah... Ini rumah gede banget yak!           Rumah ini kira-kira berlantai 4 atau nggak 5 dengan luas halaman segede lapangan bola. Lada Hitam berkata bahwa rumahnya 10 tahun lagi seperti ini. Amin. Kayaknya tinggal di rumah ini asyik banget yah. tapi susah ngebersihinnya huehehehe. Kami pun sempat berkunjung dan bertemu dengan si empunya rumah: Nggak! sebenarnya orang-orang diatas itu kami :D Rumah 2: Rumah Cricket tampak depan tampak samping                     Bagaimana? luar biasa sekali kan kreativitas si perancang rumah. Saya sendiri tersenyum geli melihat rumah ini. Mengapa saya memberi nama rumah ini rumah Cricket? ka

Road to Barito (Part II) : Paman Kentung

Gambar
Paman Kentung beserta 3 fansnya                     Sesuai janji saya kemaren, kali ini saya akan khusus membahas tentang Paman Kentung yang fenomenal itu. Pentol buatan Paman Kentung terkenal nikmat dan lezat. Sehingga banyak orang yang pergi ke Jembatan barito, singgah sebentar demi menikmati pentol berharga standar tersebut. Tapi, bukan berarti pentolnya berukuran standar. Pentol Paman Kentung ini merupakan pentol terbesar yang pernah saya lihat yang di jual di pinggiran jalan. Mungkin ada hubungannya dengan ukuran Paman Kentung, hehe. Peace. Saya tak main-maian loh! Buktinya tusuk pentolnya juga panjang, sekitar 20 cm. Sayang sekali saya dan teman saya, Biji Kopi , Lada Hitam serta si Kacang Panjang Layu nggak sempat mengabadikan pentol beserta tusuknya.           Seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya, Paman Kentung merupakan kenalan Ayah Lada Hitam . Ketika itu Ayah Lada Hitam menjadi fotografer. Paman Kentung merupakan sosok yang sangat sangat kocak. Sebenarnya

Road to Barito (Part I): Perjalanan Menuju Jembatan Barito

Gambar
salah satu sudut pemandangan dari Jembatan Barito                      Hari sabtu tadi terik sekali. Saya kecapekan di rumah setelah selesai ngeservis hape saya yang rusak seminggu belakangan ini. Sebenarnya rusaknya hape saya tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan saya, karena emang gak ada yang nelpon atau smsin saya. *nasib* *jadi poconggg*. Sesaat setelah  saya selesai shalat zhuhur, tiba-tiba ada yang teriak:"Ivan.. Ivan..!!". Saya curiga mereka segerombolan fans Ivan Gunawan yang ingin demo karena kelangkaan solar. Ternyata mereka adalah trio timur jauh, Adit, Doni, dan Ence. Mereka ingin mengajak saya untuk jalan-jalan ke Jembatan Barito. Awalnya saya agak ragu karena saya biasanya jalan-jalan ke Jembatan Sydney atau ke Jembatan San Fransisco. Tapi demi kesetiakawanan, saya rela saja diajak jalan oleh mereka. Kemudian setelah mendapat restu ibu, berangkatlah saya. Keberangkatan saya sungguh mengharukan karena dilepas oleh dua adik saya, Jahe dan Ketumbar. Be

Berita dari Kuripan: Sukirman Cup I

Gambar
           Dua hari lalu, bertepatan dengan hari kamis, saya diajak teman saya untuk bermain bulutangkis di Kuripan Sports Hall (keren gak tuh namanya). Sebenarnya saya gak begitu berharap dengan acara semacam ini he he he, tapi tepat pukul setengah 7 pagi datanglah teman saya itu, sebut saja Robby bersama adiknya. Dia datang untuk menjemput saya. Kemudian berangkatlah kami dengan memakai satu motor legenda. Dengan postur tubuh saya yang kecil, kami terlihat seperti Tukang ojek langganan yang mengantar 2 anak SD yang ingin kursus Bahasa arab.            Beberapa menit kemudian kami sampai di rumah Ijal. Disitu ternyata sudah ada Akbar. Kami sengaja berkumpul dulu disini agar kami pergi ke sport hall bersama-sama. Takut nanti penjaganya pemakan manusia. Setelah itu datanglah Adit, Doni, Kikid. Mereka adalah pemain bulutangkis pelatnas Cibaduyut. Akhirnya setelah seluruh pemain lengkap kami segera beranjak.             Ternyata disana sepi banget. Mulailah kami pemanasan. Pertama-ta

Manga "Ibu" karya Moriyama Tsuru

Gambar
ini bukan versi indon loh ya :D                          Setelah sekian lama saya tak berjalan-jalan, hari ini (Selasa, 7 Juni 2011) akhirnya saya memutuskan pergi ke suatu tempat wisata bernama Toko Buku Gramedia (tolong jangan diprotes yaa). Saya melakukan aktivitas serupa dengan pengunjung lainnya seperti membaca majalah, komik dan sebangsanya. Sampai mata saya tertuju pada suatu manga yang berjudul: IBU. Di sampul belakangnya tertulis: "Membaca 'Ibu' pasti membuat kita semakin mencintai Ibu kita...".  Tertarik, saya pun segera membaca komik tersebut. Cerita komik ini berlatar belakang Jepang tempo dulu, tepatnya di Osaka tahun 1955 dimana seorang ibu memutuskan untuk menjadi single parent setelah mengetahui kenyataan bahwa suaminya tidak bisa diandalkan karena hobi mabuk dan berjudi. Disinilah konflik bermulai, sang ibu harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi anaknya yang masih kecil. Pengorbanan ibunya, kegigihannya, kasih sayang kepada ana

Note From Facebook: Hal yang (mudah2an) gak bakal dilupakan dari murid X 1 dari kacamata seorang Elrizky Pergi Membunuh

*no edit* Langsung aja gen lahh Priska : namanya unik, mengingatkan saya kepada nama senjata tajam Citri : simpel, duduk disebelah priska , jadi bila ingat priska ingat citri:D Mumun: dasi yang diletakkan diatas bahu, dan bila maju ke muka muhanya kijip2 kada karuan Wahyu: Ohayyoo....tingkah lakunya di luar dugaan Angga: sengotnya donk!! haha kada ga ae. Kena kita maen dum plank, tp pake japitan tapasan!! Nando: wajahnya mirip dengan salah satu kk kelas,, dan jujur mirip sekali(rambutnya) Haykal: Muha arab,, terima kasih telah mempercayai saya selama ini Aldy: muha bayi, awak gonol,jenggotan. Tak lupa style baju hem + celana jeans 3/4 nya. hahahaha Soraya: Jameelaaaa~~~~ ooooo Jameelaa~~~~~hahaha peace:D Marli: " R " nya betagarrr sorrri ya marrrrr . bgyaan za Rina: bisa gugup surangan..panikan.. gokil lahhh.hehehe Ellizh: ketawanya itu lo sekaliber alm.mbah surip, mari kita tertawa bersama elizh HAHAHAHAHA. Ajin: saya sering minta bantuan padanya.

Note From Facebook: 10 Albums

 Ini di buat atau di copy-paste pada tahun 2009, komentar-komentar di note ini membuat saya senyum senyum sendiri. Check this out: The Challenge: "Think of 10 albums that had such a profound effect on you they changed your life or the way you looked at it. They sucked you in and took you over for days, weeks, months, years. These are the albums that you can use to identify time, places, people, emotions. These are the albums that no matter what they were thought of musically shaped your world. When you finish, tag 10 others, including me. Make sure you copy and paste this part so they know the drill. Get the idea now? Good. Tag, you're it!" -- for me its: 1. A7X - City Of Evil 2. Bullet for my valentine - The poison 3. Bullet for my valentine - Scream aim fire 4. LP - Hybrid theory 5. LP - Meteora 6. Guns N roses - Greatest Hits 7. Metallica - Black album 8. Metallica - Death magnetic 9. arctic monkeys - Bigger boys and stolen sweethearts 10. pete