Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Kejutan

       Melanjutkan tulisan “Seminggu Menjadi Lelaki Melankolis” yang kemarin baru saya posting dan membahas tentang peristiwa di semester I,  kini lanjutan cerita di semester II. Apa sajakah yang terjadi di semester genap ini? Tetap terus baca “tulisan” ini.        Alkisah, setelah petualangan di rindam dan memutuskan pulang kampung, semester II diawali dengan perlombaan PKM antar mahasiswa baru se-universitas. Serangkaian persiapan dilakukan demi hasil yang maksimal. Lomba PKM antar maba           Persiapan-persiapan itu antara lain adalah dengan pelatihan presentasi, public speaking dan pembuatan slide show . Beruntung bagi kami, pihak birokrat mendukung langkah kami mengikuti perlombaan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan menyediakan tenaga ahli yang melatih kami. Terbukti latihan kami sangat berguna pada perlombaan di kemudian hari.          Saya begitu ingat hari itu adalah hari sabtu. Hari dimana kami bertarung dalam lomba PKM atas nama fakultas masing-masing.  K

Seminggu Menjadi Lelaki Melankolis

     Mungkin gelar yang pantas disematkan kepadaku adalah seorang pecundang. Betapa tidak, Saya terlalu sering ditipu dunia. Mengikuti hawa nafsu memang tak ada habisnya. Namun, saya sadar, berputus asa dari Rahmat-Nya bukanlah ide yang bagus. Lagipula, hari baru telah tiba seiring harapan yang terus tumbuh untuk menjadi lebih baik. Di tengah gundah gelisah di malam yang sedikit gulita, saya mencoba untuk menulis sekedar melepas perasaan ganjil. Mungkin akan sedikit absurd tapi tidak apa-apa saya bukan penulis hebat kok. Bahkan mungkin sama sekali tidak pantas disebut penulis.       Saya sudah kuliah sekitar 2,5 tahun. Itu artinya, setengah tahun lagi saya akan segera lulus dan diwisuda, amin!. Meski begitu, ada sedikit kegamangan di hati saya. Seminggu terakhir kuliah kemaren menyadarkan saya, kalau kebersamaan saya dan teman-teman kuliah tinggal sebentar lagi. Saya bukanlah orang yang begitu suka hal-hal yang melankolis seperti ini tapi saat itu saya benar-benar sedih. Saya selalu