Saya Ingin Banjarmasin

     Saya ingin Banjarmasin banyak pohonnya. 
Biar teduh kayak di halaman Mesjid Sabilal. Kawasan sekitar Jl. S. Parman ideal ditumbuhi tumbuhan utamanya pohon-pohon besar yang rindang sebab disana sudah terlalu gersang. Menurut sebagian orang, jumlah ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekitar 30% dari tata ruang kota. 

            Contoh, Curtibas, sebuah kota di Brazil yang menjadi bukti keberhasilan penataan ruang yang mengedepankan RTH di perkotaan. Melalui berbagai upaya penataan ruang seperti pengembangan pusat perdagangan secara linier ke lima penjuru kota, sistem transportasi, dan berbagai insentif pengembangan kawasan, persampahan dan RTH, kota tersebut telah berhasil meningkatkan rata-rata luasan RTH per kapita dari 1 m2 menjadi 55 m2 selama 30 tahun terakhir. Sebagai hasilnya kota tersebut sekarang merupakan kota yang nyaman, produktif dengan pendapatan per kapita penduduknya yang meningkat menjadi dua kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggapan pengembangan RTH yang hanya akan mengurangi produktivitas ekonomi kota tidak terbukti. (sumber: http://rustam2000.wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/).

     Saya ingin Banjarmasin berkurang macetnya. 
Sudah menjadi masalah umum di kota-kota besar di Indonesia, jika kemacetan membuat warganya kesulitan beraktivitas. Kemacetan berakibat buruk karena membuat kita kehilangan banyak waktu, energi dan uang. Kemacetan juga tak elok dipandang. Saya sudah pernah ke Jakarta. Disana dari Dufan menuju Pasar Minggu saja membutuhkan waktu 2 jam padahal jaraknya cuma 5 km. Tak terbayangkan bila dari kayu tangi ke rumah sakit ulin nanti memakan waktu sejam. Dalam mengatasi kemacetan, perbaikan kualitas sarana dan prasarana angkutan umum serta penekanan jumlah kendaraan bermotor adalah sebuah keniscayaan. Plus jika memungkinkan pelebaran jalan. Teringat pernyataan walikota Bogota (yang transportasinya sudah maju): "Negara yang maju adalah bukan ketika warga kelas menengah ke bawah naik mobil, tetapi ketika warga kelas atas mengendarai angkutan umum". Nah.

     Saya ingin Banjarmasin semakin banyak acara tingkat nasional.
Kita bisa mencontoh kabupaten Banyuwangi. Pada bulan november 2013 saja ada sekitar enam event yang diselenggarakan pemkab Banyuwangi. Diantaranya adalah Banyuwangi Tour De ijen (2-5 November), pergelaran wayang kulit (9 November), dan Banyuwangi Jazz Beach Festival (16 November). Tentu Banjarmasin juga punya potensi meski jarang digarap terutama ikonnya, yaitu sungai. Secuil ide, bisa jadi kita menyelenggarakan Tour De Sungai, , lomba balap sepeda menyusuri sungai.

 

RALAT 3 OKTOBER 2024: PASMING - DUFAN LEBIH DARI 5 KM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Selama Pandemi

Pindah

5 Hal Ini Jangan Diabaikan Bila Ingin Selamat Hidup di Kalimantan