Berebut Eksekutif
Eksekutif [?]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online, eksekutif artinya adalah 1 a berkenaan dng pengurusan (pengelolaan, pemerintahan) atau penyelenggaraan sesuatu; 2 n Huk kekuasaan menjalankan undang-undang; 3 n Man pejabat tingkat tinggi yg bertanggung jawab kpd direktur utama atau pemimpin tertinggi dl perusahaan atau organisasi.
Dalam konteks kenegaraan, sepanjang pengetahuan saya yang cukup sedikit ini yang dimaksud dengan eksekutif adalah pemerintah yang dikepalai oleh seorang Presiden. Ini di Indonesia lho, entah di negara lain. Pada intinya, yang bertanggungjawab mengurusi rakyatnya, seperti itu. Saya menarik kesimpulan ini berdasarkan fakta bahwa apabila ada yang tidak beres semisal kenaikan BBM. Dalam pandangan rakyat, maka Presiden lah yang disalahkan. Presiden (eksekutif) sebagai kepala pemerintahan. Presiden sendiri dibantu oleh menteri-menteri yang ada dalam menjalankan roda pemerintahan.
Sementara, di dunia perusahaan kita mengenal CEO atau kependekan dari Chief Executive Officer. Sekilas keren banget kelihatannya. Mengambil dari wikipedia, Chief Executive Officer adalah "the highest-ranking corporate officer (executive) or administrator in charge of total management of an organization. An individual appointed as a CEO of a corporation, company, organization, or agency typically reports to the board of directors. In British English, terms often used as synonyms for CEO include managing director (MD) and chief executive (CE)". Singkatnya (Kok gak dari tadi ya?) yang me manage dan yang menjalankan perusahaan itu adalah CEO. Sama hakikatnya seperti Presiden yang menjalankan "perusahaan" yang dinamakan pemerintahan.
Eksekutif Mahasiswa [?]
Kemudian terlintas di pikiran, sebenarnya eksekutif mahasiswa memiliki kewenangan -setidaknya di mata orang awam seperti saya- yang relatif kecil. Bagi saya, eksekutif mahasiswa yang sebenarnya itu adalah pihak rektorat/dekanat. Sebab, sebagian besar hal-hal yang berkaitan dengan mahasiswa, semisal beasiswa, jadwal kuliah, pengadaan dana kegiatan, urusan administrasi, dan lain-lain diselenggarakan oleh pihak rektorat/dekanat. Sebentar tarik napas dulu.
Hal ini berkaitan dengan tulisan saya diatas, dimana pihak rektorat/dekanat juga merupakan bagian dari eksekutif (pemerintahan) yang dikepalai oleh Presiden. BEM dalam hanya membantu saja. Kesimpulannya, secara kasar saya sebutkan, BEM berada di luar ring dunia eksekutif Indonesia. Jeger!
Berebut Eksekutif [?]
Namun, Banyak mahasiswa ingin berkarier di BEM, mungkin karena organisasi ini cukup sexy untuk berkarya dan berbuat baik tentunya. Mungkin saking sexy nya banyak mahasiswa yang merebutkan kursi eksekutif ini. Bahkan kadang saling menjatuhkan antar mahasiswa satu dengan yang lain. Sungguh ironis sesama bangsa setanah air (lebih-lebih saudara sesama muslim) saling berselisih, beradu dan bersaing (secara tidak sehat). Gimana nanti gedenya bro?.
Mengapa mereka begitu nafsunya mengincar "kekuasaan" di BEM?. Padahal, ya itu tadi, kewenangan di BEM itu bagi saya tidaklah besar. Apa yang sebenarnya dicari di BEM? Waalupun saya tahu tidak di BEM saja "kekuasaan" itu diperebutkan, di organisasi lain juga. Akan tetapi di BEM lah yang paling heboh. Saya tak habis pikir. Adakah yang bisa memberi tahu saya dengan berdialog dengan sehat? Saya tunggu.
Malang, 6 November 2013
Komentar
Posting Komentar