Road to Barito (Part II) : Paman Kentung

Paman Kentung beserta 3 fansnya
         
          Sesuai janji saya kemaren, kali ini saya akan khusus membahas tentang Paman Kentung yang fenomenal itu. Pentol buatan Paman Kentung terkenal nikmat dan lezat. Sehingga banyak orang yang pergi ke Jembatan barito, singgah sebentar demi menikmati pentol berharga standar tersebut. Tapi, bukan berarti pentolnya berukuran standar. Pentol Paman Kentung ini merupakan pentol terbesar yang pernah saya lihat yang di jual di pinggiran jalan. Mungkin ada hubungannya dengan ukuran Paman Kentung, hehe. Peace. Saya tak main-maian loh! Buktinya tusuk pentolnya juga panjang, sekitar 20 cm. Sayang sekali saya dan teman saya, Biji Kopi, Lada Hitam serta si Kacang Panjang Layu nggak sempat mengabadikan pentol beserta tusuknya.
          Seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya, Paman Kentung merupakan kenalan Ayah Lada Hitam. Ketika itu Ayah Lada Hitam menjadi fotografer. Paman Kentung merupakan sosok yang sangat sangat kocak. Sebenarnya bisa dilhat dari tampilan luarnya. Selain itu, banyolan-banyolannya sungguh luar biasa. Berikut beberapa percakapan kami:

    
     Percakapan 1
     Biji Kopi: "Berapa pentolnya man?"
     Paman Kentung: "Masih banyak sekantong.."
     Biji Kopi: "harganya man -_-"

     Percakapan 2
     Lada Hitam: "Man kenal kan sama ayah saya, pernah jadi fotografer?"
     Paman Kentung: "Fotografer disini banyak, berarti ayah kamu banyak dong?"
     Lada hitam: "..........."

     Percakapan 3
     Kacang Panjang Layu: "Jembatan Baritonya suka bergoyang"
     Paman Kentung: "Tentu saja, apalagi di kamar pasti lebih dahsyat"
     All: "Ngahhahahahahahaha.."

          Begitulah paman Kentung, suka bikin joke-joke segar. Mungkin itu jugalah yeng menyebabkan Pentol Paman Kentung nggak pernah sepi pengunjung. Setelah berfoto bersama, kami pun permisi untuk pamit pulang. Paman Kentung, rasanya tak akan mudah untuk dilupakan. Wassalam :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Selama Pandemi

Pindah

5 Hal Ini Jangan Diabaikan Bila Ingin Selamat Hidup di Kalimantan