Post-2022

Banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita tahun lalu, tetapi adakah pelajaran yang dapat kita ambil?

Awal tahun 2022 bagi saya diwarnai dengan lingkungan baru, teman-teman baru, tantangan baru. Kemudian, secara mengejutkan untuk kedua kalinya saya kena covid. Kali ini bergejala. Saat itu corona kembali mengganas, Saya lupa saat itu gelombang yang keberapa. Meski saya agak kecewa ditolak masuk kembali ke wisma atlet. Bukan karena saya tudak dianggap atlet atau apa, hanya karena wifi disono kencang banget ketimbang wifi kos. Akhirnya isoman di kosan. Alhamdulillah masih bertahan.

Menuju pertengahan tahun, panggung konser-konser kembali bergairah pada 2022. Seingat saya, hampir tiap minggu ada saja konser atau festival musik. Menggembirakan memang. Sayangnya saya gagal mengikuti salah satu festival meski telah memiliki tiketnya. Sedikit catatan, beberapa konser dibatalkan entah alasannya apa dan penonton pun dirugikan. Bisa dicek sendiri beritanya. Sebenarnya saya lebih menyukai konser yang intim ketimbang festival yang terlalu penuh dengan manusia. 

Selama 2022, panggung yang memorable diantaranya adalah saat menonton Amerta, Silampukau, Danilla serta panggung Paguyuban Crowdsurf X Human Capital. Khusus pagelaran terakhir saya menemukan kalau The Jansen, Costwolds dan Dazzle merupakan band yang sangat menarik. Panggung intim dan nyaris tidak ada jarak antara musisi dan penonton yang mengingatkan saya pada konser-konser gratis di Sutos (Surabaya Town Square).

Bicara Sutos, saya selalu merindukan Kota Surabaya, dan tentunya Malang. Dua kota yang memiliki tempat spesial di sudut hati saya. Jawa Timur memang menyenangkan. Saya pernah hidup di dua kota itu tanpa uang yang melimpah dan tampak bahagia saja. Dua kota yang suporter klub bolanya bermusuhan. Tanggal 1 Oktober jadi hari yang tak terlupakan bagi semua orang yang memiliki akal sehat dan empati. Al Fatihah untuk korban Kanjuruhan. #UsutTuntas

Tak lupa peristiwa besar terjadi ketika seorang jenderal polisi membunuh ajudannya sendiri. Motivasi pembunuhan ini masih simpang siur. Entah mengapa tetapi satu hal yang pasti: keji sekali. Awalnya saya terkecoh, menganggap ini cuma masalah persaingan antar ajudan saja. Ternyata saya salah, karena kesimpulannya anda sudah tahu siapa dalang dibalik pembunuhan ini.

Argentina juara Piala Dunia 2022 dan Messi mengakhiri perdebatan siapa "GOAT' sesungguhnya. Sempat jadi bulan-bulanan karena kalah melawan Arab Saudi pada pertandingan pertama, nyatanya tak itu tidak menyurutkan semangat dan perjuangan Tim Tango. Wirizmesi? kata pendukung Arab dan CR7 kala itu.

Pada tahun 2022 juga saya mengambil beberapa keputusan penting. Semoga berkah dan lancar. Memang, ada beberapa plot twist menjelang akhir tahun. Kaget tentunya karena terjadi begitu saja, namun hidup harus terus berjalan. PPKM sendiri resmi berakhir pada 30 Desember 2022 oleh Presiden Jokowi, meski yang dibubarkan sebenarnya larangan berkerumunnya, bukan pemakaian masker dan sebagainya. 

Tahun 2022 baru saja selesai. Tahun yang penuh dengan air mata yang berderai, peluh karena capai, keluh tak usai-usai. Mimpi yang tergadai. Cita-cita yang tak tergapai. Lebay!

Kira-kira, ada berapa banyak "hadeeeeeh" yang terucap di tahun 2023?

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara dengan Alfa Maqih

Pindah