Lintasan menuju Pacet yang cukup Menantang

 
     Sehari setelah Idul Adha 1433 Hijriyah, tepatnya di hari sabtu 27 Oktober 2012, teman-teman dari Asrama Mahasiswa Kalimantan Selatan Mandastana Malang berencana untuk berlibur ke Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Disana terdapat tempat wisata khas Pacet yaitu pemandian air panas untuk keluarga.
       Namun sebelumnya keberangkatan kami menyempatkan untuk membantu warga sekitar untuk penyembelihan hewan kurban. Ini pengalaman perdana saya dalam hal menguliti binatang. Cukup menyenangkan dan menantang walapun sebelumnya saya agak ngeri. Suasana saat itu bersahabat diiringi canda tawa dalam suasana kekeluargaan, Setelah itu waktu Zhuhur tiba dan kami memutuskan untuk pulang dan bersiap menuju Pacet. 
      Setelah mandi dan sholat Zhuhur, kami bersiap berangkat. Total ada enam motor dan dua belas orang personil yang berangkat. Tak lupa kami berdoa dan membaca basmalah sebelum pergi untuk meminta keselamatan dari-Nya. Hal ini mungkin simpel namun penting dan sering kita lupakan
      Dan kamipun berangkat! Dalam perjalanan menuju Pacet ini kami melewati kota wisata Batu yang cukup terkenal. Perjalanan kali ini cukup menyenangkan melalui jalan yang berliuk dan naik-turun. Ditambah dengan pemandangan villa-villa dan hotel yang arsitekturnya indah dan cukup memberikan inspirasi. Sesekali kami melihat pemandangan gunung dan kebun-kebun yang Subhanallah sangat indah. Sebenarnya ada pemandian air panas yang cukup dekat dari kota Malang yaitu tempat yang bernama Cangar dan kami melewatinya dalam perjalanan ini. Namun kami sudah berkunjung kesana tahun lalu. Nah setelah melalui Cangar inilah jalanan mulai sepi dengan rute yang cukup menantang. Sangat memacu adrenalin sebab lintasan yang kami lalui lebih ekstrem daripada jalanan ke arah kota Batu tadi. Ditambah dengan pemandangan hutan yang lebat sehingga sinar matahari terasa samar-samar.
       Tak terasa setelah dua jam perjalanan sampailah kami di Pacet, Mojokerto. Segera kami masuk ke tempat wisata tersebut. Tempat wisata itu penuh sesak oleh pengunjung. Dapat dimaklumi karena saat itu sedang libur dan masuk di akhir minggu. Selain pemandian air panas, pengelola wisata juga menyediakan fasilitas kolam renang berukuran cukup besar dengan kedalaman yang lumayan.
       Setelah puas berendam dan berenang, kelaparan melanda kami dan memutuskan untuk mencari panganan. Setelah puas, rombongan memutuskan pulang melalui rute yang sama saat berangkat..
      Hampir Maghrib, saat itu kami pulang. Dan disinilah menurut saya letak keseruan perjalanan di hari sabtu itu. Bagaimana tidak, jalanan berkelak-kelok, naik turun, sempit dan hampir tanpa penerangan sama sekali, kecuali lampu sorot motor dan cahaya bulan ciptaan Yang Maha Kuasa. Hutan dikanan-kiri. Ini benar benar gokil. Kami khawatir ada perampok namun kami tetap jalan. Dan ditengah perjalanan ada mobil yang mogok. Sebagai lelaki sejati kami harus membantu dan Alhamdulillah berhasil dan perjalanan dengan tingkat kegokilan sedang ini berlanjut.
      Setelah Isya barulah kami mendarat di kota Malang, selamat sentosa dengan pantat yang cukup pegal. Keseruan kali ini patut disuyukuri dan ditulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara dengan Alfa Maqih

Pindah