Tahun Kedua

Agustus 2016 adalah bulan dimana saya mulai menetap di Surabaya. Kuliah adalah alasan utama saya pindah dari Waru ke Jl. Pucang Adi, Surabaya. Tempatnya lebih dekat dengan kampus plus fasilitas asrama mahasiswa Kalimantan Selatan yang lengkap membuat saya semakin mantap tinggal di Surabaya. Sebenarnya asrama sebelah juga menawari untuk tinggal disana, tapi keduluan Pucang. Hal ini yang membuat saya kadang di bully Indonk, dedengkot asrama Karmen.

Waktu benar-benar berlalu bagai kedipan mata. Tiba-tiba saja sudah di September 2017. Artinya saat ini sudah memasuki tahun kedua saya hidup di kota Pahlawan ini. Tentu banyak suka-dukanya. Maka dari itu saya ingin menulis sesuatu untuk introspeksi sekaligus refleksi kehidupan saya selama sudah setahun tinggal disini.


Dimulai dari saya kembali kuliah, dimana saya telat mengetahui adanya ospek yang bersifat wajib, sampai bertemu dengan teman-teman baru yang mengasyikkan dan mungkin tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kemudian, kembali bertemu teman lama yang tetap gokil (Ya, walaupun saya ditinggal dua lingkaran terdekat saya yaitu Doni dan Bana, tapi tak apa).

Untuk masalah kerjaan, saya di tinggal supervisor yang resign, sehingga mau tak mau saya dituntut untuk bekerja lebih keras lagi. Lalu ada event Tax Amnesty yang luar biasa memakan energi sampai-sampai saya menginap satu minggu di kantor. Tidak mudah memang ketika siangnya anda bekerja, kemudian malamnya kuliah, tetapi itu menjadi tantangan tersendiri. Bertemu kawan ketika kuliah kemudian tertawa lepas bisa menjadi obat lelah tersendiri. Terima Kasih!

Secara akademik setahun belakangan berlalu dengan lancar, Alhamdulillah (terima kasih belajar bareng di FISIP nya). Saya juga tidak menyangka bisa melewatinya. Ya walaupun yang nyantol di kepala tidak begitu banyak. Sedang kehidupan asrama, entah saya harus mengucap apa pada Daus yang menjadi aktor intelektual dipilihnya saya menjadi ketua. Sehingga sekarang fokus saya terbagi tiga: Kerja, Kuliah, Asrama.

Dari dunia olahraga melaporkan, futsal semakin jarang dilakukan, meski sudah tergabung di grup WA "Konco Futsal" asuhan Mas Amir dari Pemko Surabaya. Jadwal yang sering bentrok dan rasa malas menjadi penghalang. Pun futsal kampus, terkadang jarang dilakukan. Satu hal juga yang datang ke futsal kampus di angkatan saya cuma 2-3 orang. Ini tentu lebih parah daripada dulu ketika di Malang. Untunglah di asrama ada tenis meja yang bisa dimanfaatkan.

Setahun berlalu begitu cepat tetapi sesuatu terjadi di penghujung periode pertama saya di kota ini. saya melanggar janji saya tujuh tahun silam hanya di karenakan sebuah senyuman (Tak perlu dibahas lebih lanjut). Everything happens for a reason but sometimes the reason is you are stupid and make bad decisions. Sempat sedikit kecewa, tetapi syukurlah saya di kelilingi keluarga dan teman-teman yang berharga melewati masa itu. Sekali lagi terima kasih!

Harapan di periode kedua ini, pertama saya ingin mempertahankan (kalau bisa naik) soal akademik saya. Untuk itu saya harus berusaha lebih keras (terutama mata kuliah Pengauditan). Kemudian saya juga ingin memperluas pergaulan, entah bagaimana caranya. Memperdalam men's fashion (thanks to darahkubiru). Membaca lebih banyak buku, menonton lebih banyak film. Lebih peduli pada sekitar. Lebih peduli pada diri sendiri.

Berolahraga lebih sering. Memaksimalkan ibadah, memperkhusyuk sholat, mengurangi maksiat sampai seminimal mungkin. Memprioritaskan yang penting, membuang yang sepele. Belajar lebih rajin, bekerja lebih giat. Tidur lebih awal, bangun lebih pagi.

Banyak-banyak bersyukur!




Deltasari, 27 September 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Selama Pandemi

Pindah

5 Hal Ini Jangan Diabaikan Bila Ingin Selamat Hidup di Kalimantan